SEKITAR KITA
Nelayan Nekat Melaut Meski Gelombang Tinggi
Memontum Probolinggo – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebanyak 22 provinsi berpotensi diguyur hujan sedang sampai lebat disertai petir dan angin kencang pada bulan Nopember hingga Desember 2020. Cuaca ekstrem pun membuat tangkapan ikan para nelayan menurun hingga 50%.
“Berdasarkan pengalaman, tangkapan turun drastis. Yang namanya bekerja dengan alam tentunya kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pendapatan nelayan,” terang salah satu nelayan, Umar (45), Minggu (13/12/2020)
Dia menjelaskan, para nelayan pun tak akan berhenti melaut meski nantinya cuaca ekstrem melanda daerahnya. Sebab itu merupakan sumber satu-satunya mereka dalam menafkahi keluarganya di rumah.
“Menghadapi cuaca ekstrem, nelayan khususnya dengan kapal-kapal di atas 60 Gross Ton akan tetap melaut karena hanya ini satu-satunya keahlian mereka. Apabila terjadi ombak besar, mereka akan menepi di pulau terdekat sambil menunggu situasi membaik,” ujarnya.
Umar menambahkan, bagi nelayan yang memiliki kapal dengan kapasitas tidak besar, maka mereka akan memanfaatkan cuaca yang dinilai tak berbahaya. “Pasti ada jeda atau istilahnya nyolong waktu di mana ombak tidak terlalu besar,” kata dia.
Nelayan lainnya, Adi mengungkapkan, meskipun ada informasi dari BMKG Jawa Timur, terkait cuaca ekstrem, namun nelayan ditempatnya masih nekat pergi melaut mencari ikan. Mereka yang pergi melaut kata dia hanya sebagian nelayan, seperti perahu yang berukuran kecil, yang biasanya mencari, lobster maupun kepiting.
Sedangkan untuk perahu besar jumlahnya hanya sedikit yang pergi melaut 10 sampai 15 perahu saja. “Kalau untuk perahu kecil seperti nelayan mencari kepiting dan lobster, banyak yang pergi melaut, tapi ya di pinggir-pinggir saja,” jelasnya
Untuk harga ikan seperti tongkol maupun lemuru sekarang masih normal Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per kilogram tapi kalau malam tahun baru biasanya naik sampai Rp35 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Syahbandar PPP Mayangan, Arif Wahyudi mengatakan, berdasarkan keterangan BMKG Jatim wilayah perairan selat mudra akan terjadi cuaca ekstrem pada periode 15 – 20 desember 2020.
“Untuk itu masyarakat nelayan diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstriem tersebut,” imbaunya. (geo/mzm)
- Pendidikan4 minggu
Pj Bupati Ugas Buka Jumbara PMR XVII PMI Kabupaten Probolinggo
- Probolinggo3 minggu
Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Probolinggo1 minggu
Pj Wali Kota Probolinggo bersama Polresta Rakor Percepatan Swasembada Pangan
- Probolinggo1 hari
Pemkab Probolinggo Gelar Internalisasi Manajemen Risiko dan Advokasi Audit Center