Hukum & Kriminal
Itu Bukan Gas Air Mata, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Usut Tuntas Insiden Ratusan Nyawa Hilang
Memontum Kota Malang – Mul Subianto, hanya bisa diam dan menahan tangis, tatkala mendapat santunan dari presiden RI, Joko Widodo, di RSUD Saiful Anwar (RSSA), Rabu (05/10/2022) tadi. Di balik rasa sedihnya yang mendalam, karena sang anak juga menjadi korban tragedi Stadion Kanjuruhan, dirinya berharap bahwa insiden yang menghilangkan ratusan ini agar diusut tuntas
“Saya minta, kejadian ini diusut tuntas karena menyangkut nyawa orang dan bukan binatang. Nyawa tidak bisa ditukar dengan apapun. Saya minta keadilan,” ungkap Mul Subianto, sambil menahan air mata.
Pria paruh baya ini juga menyampaikan, bahwa sang anak yakni Abian Haziq Rifki (18), yang menjadi korban tidak ada luka ataupun memar apa pun ditubuhnya. Kondisi jenazah saat dilihatnya, dalam keadaan utuh dan hanya menggunakan kaos dalam saja.
“Kondisi jenazah tidak ada memar ataupun luka. Mulus. Masih pakai sepatu, hape hilang, dompet hilang. Hanya kaos dalam saja. Jadi dari rumah sakit, jenazahnya langsung dibawa ke Probolinggo,” katanya.
Keluarga korban sendiri baru mengetahui kejadian, setelah dihubungi langsung dari kerabat sang anak. Tentu, ini shock dan tidak menduga. Apalagi, sang anak merupakan anak bungsu, yang baru saja menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang.
“Temannya anak saya yang menghubungi. Ibunya yang mengetahui informasi ini, langsung nggak kuat dan akhirnya pingsan. Dan kakaknya saya, kemudian saya suruh mengambil jenazah. Sekarang setiap selesai salat subuh, saya dan istri selalu ke makam mendoakan,” ujarnya.
Baca juga :
- Tingkatkan Kepedulian dan Pelestarian Flora dan Fauna Indonesia, DLH Probolinggo Gelar Lomba Tingkat SD
- Pj Wali Kota Probolinggo bersama Forkopimda Ikuti Jalan Sehat Menuju Demokrasi Bersih Pilkada 2024
- Perancangan Perundangan Perwali, Pj Wali Kota Probolinggo Ingatkan Kolaborasi dan Diskusi
- Pemkab Probolinggo Gelar Internalisasi Manajemen Risiko dan Advokasi Audit Center
- Pj Wali Kota Probolinggo bersama Polresta Rakor Percepatan Swasembada Pangan
Senada dengan itu, salah satu ayah dari korban, yakni Defiato, juga merasakan duka yang mendalam. Dua putrinya, yang berusia 16 tahun dan 13 tahun, turut meninggal dalam insiden tersebut.
“Anak saya dua. Waktu itu, nonton di gate 13. Keadannya meninggal dengan luka hitam dan sang adik keluar busa seperti diracun dimulutnya,” ucap Defiato.
Defiato juga menyampaikan, bahwa pihaknya enam kali sudah merasakan terkena gas air mata. Namun, yang dirasakan juga tidak sepedih saat ini. Menurutnya, yang ditembakan oleh pihak aparat ialah racun untuk membunuh.
“Itu bukan gas air mata lagi. Saya enam kali kena gas air mata dan tidak sepedih ini. Ini racun, membunuh, saya sering nonton Arema. Tapi kemarin, itu bukan gas air mata lagi,” lanjutnya.
Pihaknya meminta, agar dengan tragedi Kanjuruhan ini, para oknum atau pelaku yang menembakan gas air mata bisa diusut tuntas dan diberikan hukuman mati. “Kalau bisa, para pelaku oknum yang menembak bisa diberi hukum mati,” tambahnya.
Dengan kejadian ini, pihaknya merasakan trauma yang mendalam. Apalagi menurutnya, jika mendengar informasi mengenai Stadion Kanjuruhan. Itu akan mengingatkan sang anak.
“Saya mau lihat Arema, sekarang sudah capek. Saya suka melihat Arema di stadion. Tetapi dengan kejadian ini, saya jadi trauma mengingat anak,” imbuhnya. (rsy/sit)
- Probolinggo3 minggu
Pj Wali Kota Probolinggo bersama Polresta Rakor Percepatan Swasembada Pangan
- Probolinggo2 minggu
Pemkab Probolinggo Gelar Internalisasi Manajemen Risiko dan Advokasi Audit Center
- Politik5 hari
Pj Wali Kota Probolinggo bersama Forkopimda Ikuti Jalan Sehat Menuju Demokrasi Bersih Pilkada 2024
- Pendidikan4 hari
Tingkatkan Kepedulian dan Pelestarian Flora dan Fauna Indonesia, DLH Probolinggo Gelar Lomba Tingkat SD
- Pemerintahan6 hari
Perancangan Perundangan Perwali, Pj Wali Kota Probolinggo Ingatkan Kolaborasi dan Diskusi