Pemerintahan

Terkait Konflik Papua, Walikota Probolinggo Buka Posko Pengaduan Pendataan Warga

Diterbitkan

-

Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin (istimewa)

Memontum Probolinggo – Untuk mempermudah mendata warganya yang bekerja di Papua, terutama yang ada di daerah konflik Wamena, Walikota Hadi Zainal Abidin meminta kelurahan dan kecamatan membuka posko pengaduan. Posko tersebut diharapkan bisa mengetahui berapa banyak warga kota yang mengadu nasib daerah itu.

“Dengan membuka posko pengaduan, warga Kota Probolinggo bisa mengadu melalui RW dan RT lalu dilaporkan ke camat. Sehingga camat bisa ada data berapa warga di kecamatan itu yang berangkat ke Papua,” kata Habib Hadi.

Bekerja di berbagai wilayah baik itu di dalam maupun luar negeri memang menjadi hak setiap orang. Berbeda dengan menjadi TKI, warga yang bekerja di dalam negeri memang tidak perlu melapor ke pemerintahan setempat melalui dinas terkait.

Namun, kondisi di Wamena, Papua diberlakukan kebijakan yang berbeda. Sebab, disana masih ada antrean warga yang akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, termasuk di Kota Probolinggo.

Advertisement

“Oleh karena itu, masih belum adanya data kami minta pada camat lurah untuk buka posko pengaduan by name by address. Sekaligus ada nomer telponnya jadi kami monitor terus day by day,” imbuh Habib Hadi.

Orang nomor satu di Kota Probolinggo ini pun mengimbau warga di Papua agar berlindung di tempat yang aman, tempat TNI dan Polri.

“Proses pemulangan memang memerlukan waktu dan kami berharap konflik disana segera reda,” harap wali kota.

Mendapatkan instruksi tersebut, Camat Wonoasih Deus Nawandi pun lwngsung siap melaksanakan apa yang menjadi perintah Wali Kota Habib Hadi untuk mendirikan posko.

Advertisement

“Kami akan memasang banner di kelurahan dan kecamatan, agar masyarakat mudah melaporkan kepada kami. Tentunya kami melibatkan RW dan RT,” kata Deus.

Tidak hanya Camat Wonoasih, Camat Kademangan Pujo Agung Satrio dan Camat Kanigaran Pudi Adji Tjahjo Wahono ketika mendampingi wali kota menemui warga. Data sementara, dari Kecamatan Kedopok ada 30 warga yang berada di Wamena. Beberapa diantaranya sudah pulang ke Kota Probolinggo.

Di kesempatan itu ada terlihat Kekhawatiran menyelimuti Wiwik, warga Cokrominoto, yang suaminya masih dalam antrean kepulangan dari Jayapura. Ia masih bisa berkomunikasi dengan suaminya yang bekerja sebagai tukang ojek, yang kini ada di penampungan.

“Saya berharap bisa segera pulang dengan selamat sampai disini dan bisa berkumpul lagi,” ujar istri dari Suparlin yang masih berada di Jayapura. (Pix/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas