Berita

Mahasiswi Probolinggo Pulang dari Wuhan, Pakai Uang Ngutang

Diterbitkan

-

salah satu mahasiswi asal kota Probolinggo berhasil pulang yang kuliah di cina (Pix)
salah satu mahasiswi asal kota Probolinggo berhasil pulang yang kuliah di cina (Pix)

Memontum Probolinggo – Viralnya berita di media terkait Virus Corona yang menyebar di negara China, kini menjadi permasalahan internasional. Dengan adanya kasus tersebut banyak warga negara asing yang berada di China, termasuk mahasiswa asal Probolinggo yang melakukan studi di China menjadi panik. Untuk menghindari virus mematikan tersebut, seorang mahasiswi asal Kota Probolinggo memilih meninggalkan China untuk pulang ke Indonesia, Rabu (29/1/2020).

Virlyana Yuniar, 20, salah satu mahasiswi asal Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan yang kuliah di China, mengatakan kepada memontum.com bahwa di tempatnya kuliah di Fuzhou Univercity, Kota Fuzhou, Provinsi Fujian, China, masih kondusif. Asalkan bisa menjaga kebersihan, karena kebetulan kampus tempat kuliahnya cukup jauh dengan Kota Wuhan, pusat penyebaran virus corona.

“Jika menggunakan kereta cepat, butuh waktu sekitar 13 jam dari Fuzhou menuju Wuhan, tapi di daerah tempat saya juga sudah ada yang terjangkit virus itu,” jelas Virly.

Virly juga mengatakan bahwa aktifitas di Fuzhou tetap seperti biasa, tetapi seluruh warga diwajibkan menggunakan masker yang di beri oleh pemerintah China.

Advertisement

“Saat keluar rumah, atau melakukan aktifitas mereka tetap menggunakan masker dan alat keselamatan agar tidak tertular virus corona, juga harus cuci tangan tiap 20 menit sekali” terangnya.

Virly tinggal di asrama bersama teman temannya yang juga berasal dari Indonesia, untuk mengantisipasi sebelum bisa pulang ke Indonesia mereka selalu menerapkan pola hidup sehat.

Dengan adanya berita sudah ada 2000 lebih yang telah terjangkit virus tersebut, akhirnya anak pertama dari pasangan Muhammad Erjik dan Purwati ini memutuskan untuk pulang ke Probolinggo.

“Mahasiswa lain asal Indonesia lainnya juga memutuskan untuk pulang kampung, tapi ada juga yang masih tinggal karena biaya” ucap Virly.

Advertisement

Dalam perjalan pulang ke Indonesia, virly harus transit di 3 negara. Dan, saat pesawat transit, seluruh penumpang harus menjalani pemeriksaan, apalagi pesawat dari negara China.

“Berdebar selama perjalanan mas, karena saya takut terjangkit virus Corona itu, tapi setelah sampai bandara Juanda dan tiba di Probolinggo, saya lega karena dinyatakan tidak terindikasi virus corona,” jelasnya.

Tidak hanya bercerita pengalamannya, Virlyana juga sempat melakukan video call dengan temannya asal Probolinggo juga yang kuliah kota Wuhan, tempat dimana virus Corona tersebut menyebar pertama kali. Teman yang di hubungi tersebut bernama Arif Saifullah, 20, warga Desa/Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

Dari video call yang dilakukan kedua mahasiswa tersebut, saat ini arif diketahui masih berada di asrama di kampusnya di Wuhan Central China Normal University. Pemuda yang mengambil jurusan Hubungan Internasional itu sempat menceritakan kondisi di Wuhan saat ini.

Advertisement

“Saat ini kondisi di sekitar kampus dan luar kampus sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang berani keluar, tapi tetap menggunakan masker dan pelindung lain,” jelas Arif melalui video call.

Lalu terkait roda perekonomian, mahasiswa asal Tiris itu menyebut bahwa banyak toko di kawasan tersebut tutup, dan hanya sebagian toko yang buka. Sementara di jalanan Kota Wuhan juga tampak sepi dari warga, dan hanya ada sejumlah mobil pribadi yang melintas.

Tak hanya ia yang terjebak di asrama kampus, mahasiswa dari negara lain juga terjebak di asrama.

“Tapi soal kesediaan logistik makanan, saya memastikan masih tersedia,” tegasnya.

Advertisement

Diketahui, virus corona sampai dengan saat ini membuat ribuan warga China terinfeksi. Sejumlah warga setempat disebutkan meninggal dunia akibat virus mematikan itu.

Selain di China, sudah ada laporan dari 13 negara terkait virus corona, seperti Kanada, Jepang, dan Singapura.

Sementara menurut Erjik sapaan ayah Virly mengatakan bahwa ketika mendengar berita tentang virus mematikan tersebut, Erjik berusaha menghubungi putrinya dan memintanya untuk pulang meskipun biaya melalui hutang.

“Adanya berita virus Corona di China, saya langsung kawatir mas karena anak saya ada di sana, saya langsung mencari dana talangan yang penting anak saya bisa pulang sementara dan selamat,” terang Erjik. (Pix/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas