Probolinggo

Cuaca Ektrim, Sejumlah Nelayan Memilih Tidak Melaut

Diterbitkan

-

Memontum Probolinggo – Sejumlah nelayan di wilayah PPP Mayangan Probolinggo, memilih tidak melaut. Resiko itu diambil, akibat cuaca ekstrim disertai gelombang laut tinggi yang menerjang daerah itu.

“Memang, gelombang laut diperkirakan setinggi dua hingga tiga meter. Sehingga, memiliki resiko keselamatan jika memaksakan diri melaut,” terang salah seorang nelayan, Malik, saat ditemui di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, Sabtu (06/02) tadi.

Peringatan atas bahaya cuaca ekstrim di Kota Probolinggo, turut diperkuat dengan pernyataan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jatim. Di mana, memprediksikan cuaca ekstrim masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Beberapa hari belakangan ini, kondisi perairan di PPP Mayangan, terus mengalami gelombang tinggi akibat terjangan angin dari arah Utara terus melanda daerah itu. Serta, diperparah dengan curah hujan cukup tinggi.

Advertisement

Beberapa nelayan hanya berharap, kondisi iklim buruk cepat berakhir. Sehingga, bisa melanjutkan kegiatan usaha untuk menangkap ikan dalam menunjang kondisi ekonomi keluarga.

“Sudah beberapa hari ini kami tidak melaut. Sehingga turut mengganggu pendapatan keluarga setiap hari,” keluhnya.

Baca Juga : Hore…Alun-alun Probolinggo Kembali Dibuka

Sementara itu, prediksi dari BMKG, bahwa cuaca saat ini menunjukkan hujan masih berpeluang turun dengan intensitas yang tinggi antara 40 hingga 100 milimeter sekali turun. Sehingga bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor, kemudian ada gelombang laut.

Advertisement

Kepala Syahbandar PPP Mayangan Probolinggo, Arif Wahyudi, menjelaskan berdasarkan prakiraan BMKG, Februari ini adalah puncak musim hujan. Sehingga curah hujan tinggi dan berpeluang terjadi di semua wilayah di Jawa Timur, tidak terkecuali di PPP Mayangan.

“Data dari BMKG menunjukkan adanya tekanan rendah di atas wilayah Jatim dan menyebabkan adanya pengumpulan awan hujan, yang disertai oleh angin kencang saat hujan. Sehingga bisa menyebabkan banjir,” ungkap Arif. (geo/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas