SEKITAR KITA

Warga Kelurahan Sukabumi Keluhkan Truk Pengangkut Batubara

Diterbitkan

-

Selain timbulkan debu, muatan acapkali berjatuhan di jalan

Memontum Probolinggo – Warga di lingkungan sekitar JLU Mayangan menuju Pelabuhan, resah. Penyebabnya, kondisi jalan di sekitar lingkungan tersebut nampak kumuh dan semakin tercemar, dengan banyaknya batu kecil dari muatan batubara yang berjatuhan di jalan.

Menanggapi hal itu, warga meminta dinas terkait untuk melakukan pengecekan terhadap lokasi. Termasuk, meminta kepada PT DABN, yang diduga menjadi biang keluhan warga dengan melakukan aktivitas bongkar muat batubara dari kapal tongkang ke pelabuhan, untuk menghentikan aktifitasnya.

Akibat kejadian yang kian hari kian memburuk itu, sejumlah warga yang selama ini berjualan di pinggir jalan, pun terpaksa menutup dagangan. Itu karena, akibat bebatuan batubara yang berjatuhan ke jalan, membuat jalanan juga menjadi berdebu.

“Aktivitas truk pengangkut batubara, sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Hampir puluhan truk, bolak-balik setiap hari mengangkut batu bara dari lokasi bongkar muat. Bahkan, sudah banyak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pengoperasian bongkar muat batubara yang berdekatan langsung dengan pemukiman warga,” kata warga RT05/RW07 Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Barja, saat ditemui pada Kamis (17/12) tadi.

Advertisement

Barja berharap, perusahaan bisa melihat kondisi di jalan yang dilantai truk bongkar muat. Termasuk, segera menghentikan kegiatannya bongkar muat batubara, karena telah melanggar hukum yang telah diatur oleh pemerintah. “Mereka juga harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang sudah terjadi,” tambahnya.

Terkait kejadian itu, sebenarnya warga sudah beberapa kali melayangkan protes keras kepada manajamen PT DABN. Sayangnya, belum ada tanggapan.

Bahkan, warga menegur sopir truk agar menutup bak truk mereka dengan menggunakan terpal yang sempurna, sehingga tidak mengeluarkan debu maupun batu-batu kecil yang berjatuhan di jalan.

“Kami merasa jengkel dengan lalu lalang truk pengangkut batubara. Karena, sepanjang jalan di sini menjadi kotor dengan banyak batu kecil yang berjatuhan,” kata Ketua RT setempat, Muklis.

Advertisement

Masih menurutnya, dampak debu batubara sendiri, selain mengganggu pernapasan, juga debu yang berhamburan juga mengganggu aktivitas warga.

“Banyak warga dengan terpaksa menutup jualannya. Bahkan, warga sendiri yang harus membersihkan batu kerikil yang berjatuhan di jalan,” imbuhnya.

Direktur DABN, Sumaji, saat dicoba konfirmasi melalui pesan WhatApps, sementara belum memberikan tanggapan.

Sekedar diketahui, Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, selama ini memang menjadi tempat singgah ratusan ton batubara, sebelum disalurkan ke tempat-tempat industri seperti pabrik, pembangkit listrik tenaga uap, dan trading.

Advertisement

Ribuan ton batu bara, bersandar ke Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo milik PT DABN, dalam tiga bulan terakhir. (geo/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas